MIKROSKOP
Nabilah Amalia - Program Pengabdian
Alumni Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
Mikroskop merupakan alat yang
digunakan untuk mempelajari mikrobia, karena dengan sistem lensa dan
iluminasinya memungkinkan melihat objek yang sangat kecil. Dengan menggunakan
mikroskop dapat dilihat struktur di dalam sel seperti membran, nukleus dan
komponen-komponen sel lainnya.
Mikroskop
masih menjadi alat yang utama untuk mempelajari mikrobiologi, mengingat
kecilnya ukuran mikrobia. Pada dasarnya ada dua tipe mikroskop yaitu mikroskop
biasa (light microscope) dan mikroskop elektron. Namun pada bagian ini yang
akan banyak dikupas adalah mikroskop biasa yang bagian-bagiannya disajikan pada
Gambar 1.
Pada
garis besarnya mikroskop mempunyai dua buah lensa. Lensa objektif yang terletak
di dekat objek yang akan diamati, dan lensa okuler yang terletak di dekat mata
kita. Objek utama diperbesar oleh lensa objektif, bayangan yang dihasilkan
diubah pada okuler. Oleh karena itu terjadi besaran akhir, yaitu total
perbesaran mikroskop yang dihitung melalui perkalian besarnya lensa objektif
dan okuler, misalnya :
(40x) x (10x) =
(400x)
Perbesaran objektif Perbesaran okuler Total Perbesaran
Perbesaran objektif Perbesaran okuler Total Perbesaran
Daya
pisah adalah kemampuan suatu objektif untuk memisahkan dua buah titik yang
sangat berdekatan di dalam struktur suatu objek. Daya pisah ini ditentukan oleh
panjang gelombang sinar dan apartur numerik (numerical aperture, NA) lensa.
Namun demikian karena panjang gelombang sinar biasanya tidak berubah, maka
resolusi dari objek merupakan fungsi NA. Semakin besar NA semakin kecil
resolusi objek, atau objek dapat dilihat jelas secara terpisah semakin kecil.
Satu
faktor sebagai tambahan untuk lensa yang mempengaruhi NA adalah medium yang
dilewati sinar. Sepanjang objek dipisahkan dari udara maka NA tidak dapat
dicapai lebih dari 1,0. Untuk mencapai NA yang lebih besar lagi, digunakan
cairan yang mempunyai indeks refraksi lebih besar dari udara, misalnya yang
sering dilakukan adalah dengan menambahkan minyak imersi (dengan indeks
refraksi 1,5) di antara gelas benda dan lensa objektif.
Mikroskop
yang banyak dipakai di bidang mikrobiologi mempunyai lensa okuler dengan
perbesaran 10x dan lensa objektif dengan perbesaran yang beraneka macam,
biasanya 10x, 40x, dan 100x. Lensa objektif yang terendah perbesarannya
digunakan untuk pengamatan awal, untuk melokalisir objek yang diinginkan, yang
selanjutnya dipindahkan ke perbesaran yang lebih tinggi. Perbesaran 40x
biasanya dipakai untuk pengamatan mikrobia yang besar, misalnya jamur, dan
perbesaran 100x digunakan untuk bakteri, untuk perbesaran yang tinggi digunakan
minyak immersi.
Fungsi
kondensor adalah untuk mengatur intensitas sinar yang masuk ke dalam mikroskop.
Lensa kondensor juga mempunyai diafragma yang mengontrol sinar yang masuk dan
yang meninggalkan kondensor. Fungsi diafragma tidak hanya mengontrol intensitas
sinar yang jatuh pada objek tetapi juga menjamin agar sinar yang meninggalkan
kondensor memenuhi lensa objektif. Jika diafragma terlalu besar beberapa sinar
tidak akan memenuhi seluruh lensa objektif dan ini tidak akan ada gunanya. Jika
sinar terlalu terang harus diupayakan untuk mereduksi dengan merubah posisi
kondensor atau mengatur diafragma.
Morfologi
mikrobia yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan dua cara,
pengamatan mikrobia hidup tidak dicat dan mikrobia mati dicat. Pengamatan
mikrobia hidup dapat dilakukan dengan menggunakan aquadest. Caranya mikrobia
ditempatkan pada gelas benda dan ditetesi dengan aquades kemudian diratakan dan
ditutup dengan gelas penutup. Pengamatan objek yang tidak dicat memerlukan
diafragma dari kondensor yang ditutup sebagian agar diperoleh kontras yang
cukup antara objek dan bidang pemandangan. Kekurangan kontras antara mikrobia
hidup yang tidak dicat dengan bidang pemandangan dapat diatasi oleh penggunaan
mikroskop fase kontras.
Selain
mikroskop biasa seperti telah dibicarakan di atas, dikenal pula
mikroskop-mikroskop lain seperti mikroskop ultra violet, mikroskop fase kontras
dan mikroskop elektron.
Mikroskop
ultra violet. Mikroskop ini menggunakan sinar ultra violet, dilengkapi dengan
alat pemotret sebagai alat pengamatannya. Oleh karena cahaya yang digunakan
sinar ultra violet (UV) yang mempunyai panjang gelombang lebih pendek dari pada
sinar biasa, maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang kuat.
Mikroskop
fase kontras. Mikroskop fase kontras berbeda dengan mikroskop biasa. Mikroskop
ini dilengkapi dengan diafragma khusus yaitu diafragma dengan celah berbentuk
cincin dan lensa objektifnya dilengkapi lempeng difraksi. Pada mikroskop biasa
perbedaan indeks bias yang sangat kecil pada objek tidak dapat terlihat, tetapi
dengan adanya lempeng difraksi pada susunan lensa objektif maka perbedaan
indeks bias yang kecil pada objek ini dapat terlihat dengan jelas. Hal ini
memungkinkan perbedaan struktur dengan jelas.
Mikroskop
elektron. Daya pisah mikroskop biasa kira-kira hanya 0,2 mikron apabila daya
pisah yang digunakan adalah maksimum. Pada mikroskop elektron digunakan sinar
elektron yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek, yang tergantung pada
voltase yang dipakai. Untuk mendapatkan sinar elektron yang mempunyai panjang
gelombang 0,055 diperlukan voltase (tegangan) 50.000 volt.
Dengan
mikroskop biasa perbesaran yang dapat dicapai kurang lebih 2000 kali. Dengan
mikroskop ultra violet perbesaran yang dapat dicapai kurang lebih 3000 kali.
Dengan mikroskop elektron perbesaran yang dapat dicapai sedikitnya
10.000-30.000 kali atau lebih, sehingga dapat dipakai untuk melihat
molekul-molekul protein, virus, bakteriophage, struktur dalam bakteri dan
lain-lain.
Gambar
1. Mikroskop dan Bagian-bagiannya