Senin, 24 Desember 2012

MIKROSKOP
Nabilah Amalia - Program Pengabdian
Alumni Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta

Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mempelajari mikrobia, karena dengan sistem lensa dan iluminasinya memungkinkan melihat objek yang sangat kecil. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat struktur di dalam sel seperti membran, nukleus dan komponen-komponen sel lainnya.
                Mikroskop masih menjadi alat yang utama untuk mempelajari mikrobiologi, mengingat kecilnya ukuran mikrobia. Pada dasarnya ada dua tipe mikroskop yaitu mikroskop biasa (light microscope) dan mikroskop elektron. Namun pada bagian ini yang akan banyak dikupas adalah mikroskop biasa yang bagian-bagiannya disajikan pada Gambar 1.
                Pada garis besarnya mikroskop mempunyai dua buah lensa. Lensa objektif yang terletak di dekat objek yang akan diamati, dan lensa okuler yang terletak di dekat mata kita. Objek utama diperbesar oleh lensa objektif, bayangan yang dihasilkan diubah pada okuler. Oleh karena itu terjadi besaran akhir, yaitu total perbesaran mikroskop yang dihitung melalui perkalian besarnya lensa objektif dan okuler, misalnya :
                                (40x)                      x     (10x)                  =         (400x)
                Perbesaran objektif        Perbesaran okuler           Total Perbesaran
                Daya pisah adalah kemampuan suatu objektif untuk memisahkan dua buah titik yang sangat berdekatan di dalam struktur suatu objek. Daya pisah ini ditentukan oleh panjang gelombang sinar dan apartur numerik (numerical aperture, NA) lensa. Namun demikian karena panjang gelombang sinar biasanya tidak berubah, maka resolusi dari objek merupakan fungsi NA. Semakin besar NA semakin kecil resolusi objek, atau objek dapat dilihat jelas secara terpisah semakin kecil.
                Satu faktor sebagai tambahan untuk lensa yang mempengaruhi NA adalah medium yang dilewati sinar. Sepanjang objek dipisahkan dari udara maka NA tidak dapat dicapai lebih dari 1,0. Untuk mencapai NA yang lebih besar lagi, digunakan cairan yang mempunyai indeks refraksi lebih besar dari udara, misalnya yang sering dilakukan adalah dengan menambahkan minyak imersi (dengan indeks refraksi 1,5) di antara gelas benda dan lensa objektif.
                Mikroskop yang banyak dipakai di bidang mikrobiologi mempunyai lensa okuler dengan perbesaran 10x dan lensa objektif dengan perbesaran yang beraneka macam, biasanya 10x, 40x, dan 100x. Lensa objektif yang terendah perbesarannya digunakan untuk pengamatan awal, untuk melokalisir objek yang diinginkan, yang selanjutnya dipindahkan ke perbesaran yang lebih tinggi. Perbesaran 40x biasanya dipakai untuk pengamatan mikrobia yang besar, misalnya jamur, dan perbesaran 100x digunakan untuk bakteri, untuk perbesaran yang tinggi digunakan minyak immersi.
                Fungsi kondensor adalah untuk mengatur intensitas sinar yang masuk ke dalam mikroskop. Lensa kondensor juga mempunyai diafragma yang mengontrol sinar yang masuk dan yang meninggalkan kondensor. Fungsi diafragma tidak hanya mengontrol intensitas sinar yang jatuh pada objek tetapi juga menjamin agar sinar yang meninggalkan kondensor memenuhi lensa objektif. Jika diafragma terlalu besar beberapa sinar tidak akan memenuhi seluruh lensa objektif dan ini tidak akan ada gunanya. Jika sinar terlalu terang harus diupayakan untuk mereduksi dengan merubah posisi kondensor atau mengatur diafragma.
                Morfologi mikrobia yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan dua cara, pengamatan mikrobia hidup tidak dicat dan mikrobia mati dicat. Pengamatan mikrobia hidup dapat dilakukan dengan menggunakan aquadest. Caranya mikrobia ditempatkan pada gelas benda dan ditetesi dengan aquades kemudian diratakan dan ditutup dengan gelas penutup. Pengamatan objek yang tidak dicat memerlukan diafragma dari kondensor yang ditutup sebagian agar diperoleh kontras yang cukup antara objek dan bidang pemandangan. Kekurangan kontras antara mikrobia hidup yang tidak dicat dengan bidang pemandangan dapat diatasi oleh penggunaan mikroskop fase kontras.
                Selain mikroskop biasa seperti telah dibicarakan di atas, dikenal pula mikroskop-mikroskop lain seperti mikroskop ultra violet, mikroskop fase kontras dan mikroskop elektron.
                Mikroskop ultra violet. Mikroskop ini menggunakan sinar ultra violet, dilengkapi dengan alat pemotret sebagai alat pengamatannya. Oleh karena cahaya yang digunakan sinar ultra violet (UV) yang mempunyai panjang gelombang lebih pendek dari pada sinar biasa, maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang kuat.
                Mikroskop fase kontras. Mikroskop fase kontras berbeda dengan mikroskop biasa. Mikroskop ini dilengkapi dengan diafragma khusus yaitu diafragma dengan celah berbentuk cincin dan lensa objektifnya dilengkapi lempeng difraksi. Pada mikroskop biasa perbedaan indeks bias yang sangat kecil pada objek tidak dapat terlihat, tetapi dengan adanya lempeng difraksi pada susunan lensa objektif maka perbedaan indeks bias yang kecil pada objek ini dapat terlihat dengan jelas. Hal ini memungkinkan perbedaan struktur dengan jelas.
                Mikroskop elektron. Daya pisah mikroskop biasa kira-kira hanya 0,2 mikron apabila daya pisah yang digunakan adalah maksimum. Pada mikroskop elektron digunakan sinar elektron yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek, yang tergantung pada voltase yang dipakai. Untuk mendapatkan sinar elektron yang mempunyai panjang gelombang 0,055 diperlukan voltase (tegangan) 50.000 volt.
                Dengan mikroskop biasa perbesaran yang dapat dicapai kurang lebih 2000 kali. Dengan mikroskop ultra violet perbesaran yang dapat dicapai kurang lebih 3000 kali. Dengan mikroskop elektron perbesaran yang dapat dicapai sedikitnya 10.000-30.000 kali atau lebih, sehingga dapat dipakai untuk melihat molekul-molekul protein, virus, bakteriophage, struktur dalam bakteri dan lain-lain.


   Gambar 1. Mikroskop dan Bagian-bagiannya